Mengunjungi Sentra Kerajinan Kayu Kampung UMKM dan Ekraf RejosoMengunjungi Sentra Kerajinan Kayu Kampung UMKM dan Ekraf Rejoso

 

Dekan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Brawijaya (UB) menerima kunjungan akademik Dekan Institute for Cultural Industry (Fakultas Industri Berbasia Budaya), Peking University, Tiongkok, Prof. Dr. Yong (Hardy) Xiang bersama 12 mahasiswa S2 dan S3. Kunjungan ini dalam rangka pengembangan potensi kerja sama di bidang industri berbasis budaya dan berlangsung selama sepekan (3-9/2/2025).

Agenda utama dalam kunjungan ini adalah melihat langsung industri kreatif dan budaya di Malang Raya, yang diharapkan dapat menjadi model pengembangan industri berbasis budaya di Indonesia dengan dukungan akademisi, komunitas, dan pemerintah. Kunjungan ini menjadi bagian dari visi Globalizing UB, yang bertujuan membawa FIB UB menjadi pusat kajian budaya bertaraf internasional.

Rombongan melakukan kunjungan ke Kota Batu untuk melihat lebih dekat proses produksi dan aktivitas pelaku industri berbasis budaya pada Kamis (6/2/2025). Tur ini melibatkan 13 delegasi dari Peking University, 10 pendamping dari FIB UB, serta tim dari Dewan Kesenian dan Kaliwatu Group Kota Batu.

Mengunjungi Pengrajin Anyaman Kampung UMKM dan Ekraf RejosoMengunjungi Pengrajin Anyaman Kampung UMKM dan Ekraf Rejoso

 

Rute perjalanan mencakup berbagai titik industri kreatif di Kota Batu, meliputi (1) Kampung UMKM dan Ekraf Rejoso: Mengunjungi pengrajin kayu dan anyaman, serta produksi berbagai olahan makanan berbasis buah seperti keripik apel, nangka, salak, dan mangga; (2) Kebun Apel Bulukerto: Melihat proses pertanian apel dari kebun hingga ke gudang sortir di GELORA Bulukerto; (3) Rumah Produksi Pasca Panen: Mengunjungi rumah produksi milik Pak Hari Junggo Keripik BALI, yang menjadi salah satu pelaku usaha pengolahan hasil pertanian; serta (4) Diskusi dan Makan Siang di Kaliwatu: Berbincang dengan perwakilan Dewan Kesenian Kota Batu (DKKB) dan perwakilan Pemerintah Kota Batu untuk membahas peluang pengembangan industri berbasis budaya secara lebih luas.

Dalam wawancaranya, Prof. Hardy mengungkapkan rasa kagumnya terhadap budaya dan masyarakat Indonesia, khususnya Kota Malang dan Batu.

“Sebelumnya saya hanya tahu Indonesia dari peta dan informasi umum. Tetapi kali ini, saya benar-benar bisa melihat langsung keindahan budaya dan keramahan masyarakatnya. Ini adalah kesempatan yang sangat berharga bagi saya dan mahasiswa saya,” ujarnya.

Mengunjungi Rumah Produksi Keripik Buah Milik Pak Hari Junggo, Keripik BALI

Mengunjungi Rumah Produksi Keripik Buah Milik Pak Hari Junggo, Keripik BALI

Ia juga menyoroti potensi besar Kota Batu dalam pengembangan industri berbasis budaya.

“Saya melihat Batu sebagai kota yang sangat indah dengan lanskap yang menawan dan banyak seni rakyat. Saya juga mendengar bahwa masyarakatnya sangat aktif dalam mengembangkan budaya lokal,” tambahnya.

Prof. Hardy merasa sangat terkesan dengan pengalaman menjelajahi perkebunan apel dan desa-desa yang teratur serta bersih.

“Saya sangat menyukai tempat ini, saya ingin kembali lagi dan melihat lebih banyak potensi kerja sama di masa depan,” tuturnya.

Melihat Proses Pertanian Apel dari Kebun Hingga ke Gudang Sortir di GELORA BulukertoMelihat Proses Pertanian Apel dari Kebun Hingga ke Gudang Sortir di GELORA Bulukerto

 

Dekan FIB UB, Hamamah, Ph.D., menyatakan bahwa kunjungan ini merupakan langkah awal untuk memperkuat kerja sama dalam pemetaan industri berbasis budaya di Malang Raya.

“Kami ingin memetakan potensi industri berbasis budaya di desa-desa di Malang Raya untuk kemudian dikembangkan dengan dukungan akademisi dan pemerintah. Dengan kerja sama ini, kami berharap dapat memberikan pendampingan kepada masyarakat untuk mengoptimalkan potensi budaya yang mereka miliki,” jelas Hamamah.

Ia menambahkan bahwa Peking University memiliki pengalaman yang sangat maju dalam pengelolaan industri berbasis budaya, yang bisa menjadi model bagi pengembangan industri serupa di Indonesia.

“Kami ingin melibatkan akademisi dalam mendukung masyarakat, dan kerja sama ini akan mempercepat proses tersebut,” imbuhnya.

Melalui kunjungan ini, FIB UB dan Peking University berharap dapat mengembangkan model industri kreatif berbasis budaya yang lebih berkelanjutan, serta membangun jejaring yang lebih luas dalam bidang kajian budaya dan ekonomi kreatif.

Kolaborasi ini menjadi bukti nyata bagaimana pendidikan dan budaya dapat berjalan beriringan dalam mendukung kesejahteraan masyarakat serta memperkenalkan budaya Indonesia ke dunia internasional. [dts/Humas FIB]

error: Content is protected !!