“Lokakarya AI untuk Guru Bahasa Inggris” yang diadakan pada Kamis (14/11/2024) di Aula A Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Brawijaya (UB), mempertemukan empat puluh pengajar dari sekolah menengah pertama dan menengah atas untuk mengeksplorasi penggunaan kecerdasan buatan dalam mengembangkan bahan ajar bahasa Inggris dan integrasinya dalam kelas Bahasa Inggris sebagai Bahasa Asing (EFL).
Acara ini merupakan bagian dari proyek penelitian yang berjudul “Enhancing teachers’ capacity to implement the new curriculum in Indonesian secondary schools: A focus on artificial intelligence-based materials development and technology integration” yang diketuai oleh Prof. Zuliati Rohmah, menyoroti penggunaan praktis dari AI untuk menciptakan bahan ajar inovatif yang meningkatkan keterlibatan siswa dan hasil belajar.
Lokakarya ini terdiri dari lima sesi, masing-masing berfokus pada aspek unik dari AI dalam dunia pendidikan. Dimulai dengan pengenalan prinsip-prinsip AI dan potensi transformatifnya dalam pendidikan, yang dibawakan oleh Mokh Syaifudin, M.A., Ph.D. Para peserta belajar bagaimana Kecerdasan Buatan dalam Pendidikan (Artificial Intelligence in Education – AIED) dapat mempersonalisasi pembelajaran, mengurangi beban kerja guru, dan memperkenalkan pengalaman imersif seperti Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR) ke dalam kelas.
Sesi berikutnya mempelajari aplikasi-aplikasi yang lebih spesifik. Sesi 2 mendemonstrasikan alat bantu AI untuk menghasilkan materi teks, yang memungkinkan guru untuk membuat bagian bacaan yang disesuaikan, petunjuk menulis, dan kuis menggunakan platform seperti ChatGPT dan Canva.
Sesi 3 menampilkan generator video AI, di mana para peserta mengeksplorasi alat bantu seperti Synthesia dan InVideo untuk mengembangkan alat bantu pembelajaran visual yang dinamis.
Sesi 4 berfokus pada pembuatan lembar kerja interaktif melalui AI, dengan penekanan pada alat bantu seperti My Worksheet Maker, Worksheet, dan Eduaide.ai untuk merancang latihan pemahaman dan bahasa yang menarik.
Sesi terakhir, yang dipimpin oleh Prof. Zuliati Rohmah, menekankan pada kolaborasi kelompok. Para guru bekerja dalam tim untuk mengembangkan bahan ajar yang komprehensif menggunakan kombinasi alat bantu AI yang telah diperkenalkan sebelumnya.
Sebagai contoh, satu kelompok membuat kegiatan yang berfokus pada kosakata untuk siswa sekolah menengah pertama dengan menggunakan cerita yang dibuat oleh AI tentang hidangan-hidangan khas budaya tertentu, sementara kelompok lain merancang kegiatan bermain peran untuk siswa sekolah menengah atas berdasarkan video yang dibuat oleh AI tentang isu-isu lingkungan.
Materi-materi ini menunjukkan bagaimana AI dapat menghemat waktu sekaligus memungkinkan para guru untuk mempertahankan relevansi dan kreativitas yang kontekstual. Para peserta merefleksikan pengalaman mereka, menyebutkan kolaborasi dan kepraktisan alat bantu AI sebagai hal yang paling menarik dari lokakarya ini.
“Lokakarya ini memberikan kami pengalaman langsung dengan alat yang menyederhanakan pembuatan materi dan membuka kemungkinan baru untuk melibatkan siswa,” ujar salah satu peserta.
Namun, tantangan seperti menavigasi keterbatasan alat AI dan memastikan relevansi budaya juga dibahas.
Lokakarya ini diakhiri dengan ajakan untuk bertindak, mendorong para peserta untuk bereksperimen dengan alat bantu AI di kelas mereka dan berbagi pengalaman mereka di forum lanjutan. Penyelenggara berharap acara ini dapat menginspirasi penggunaan AI yang lebih luas untuk mentransformasi praktik pengajaran di Indonesia. [alih.bahasa.acl/dts/Humas FIB]