English
Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Brawijaya (UB) kembali mengukuhkan perannya dalam diplomasi budaya melalui kuliah tamu yang digelar untuk mahasiswa Peking University, Tiongkok pada Jumat (31/1/2025). Acara ini menghadirkan Yang Nadia Miranti, S.Hum., M.Pd., Dosen Program Studi Sastra Cina FIB UB, sebagai narasumber utama beserta para mahasiswa pendamping sebagai pembicara dalam diskusi yang mengangkat tema Mengenal Kekayaan Budaya Malang dan Warisan Sejarahnya.
Kuliah tamu ini bertujuan untuk memperkenalkan keberagaman budaya Malang kepada mahasiswa asing, khususnya dari Peking University, dengan menampilkan berbagai warisan budaya seperti Batik Celaket, Kampung Tematik Malang, Museum Ganesha, hingga Pasar Tradisional Oro-Oro Dowo.
Dalam paparannya, Yang Nadia menjelaskan bagaimana budaya Malang terus berkembang tanpa melupakan akar tradisionalnya. Salah satu contoh yang menarik perhatian adalah peserta diajak mengenal Kampung Tematik Malang, yang terdiri dari beberapa desa wisata dengan konsep unik, seperti Kampung Warna-Warni Jodipan, Kampung Tridi, yang terkenal dengan mural warna-warni dan seni 3D, Kampung Tempe Sanan, serta Kayutangan Heritage. Kampung-kampung ini telah menjadi destinasi wisata unggulan yang mengangkat perekonomian masyarakat setempat.
Para mahasiswa pendamping, juga menyambung materi menarik terkait budaya dan wisata Malang. Salah satunya adalah Batik Celaket, sebuah batik khas Malang yang mulai berkembang sejak masa kolonial Belanda. Awalnya hanya diperuntukkan bagi kalangan kerajaan, kini Batik Celaket telah menjadi produk budaya yang mendukung perekonomian lokal melalui produksi skala UMKM dan menjadi salah satu suvenir unggulan bagi wisatawan.
Dalam sesi lain, mahasiswa Peking University juga diajak mengenal Museum Ganesha, sebuah museum yang menyajikan berbagai koleksi artefak budaya khas Malang dan Jawa Timur. Museum ini dikelola dengan pendekatan modern sehingga menarik perhatian wisatawan, terutama generasi muda yang tertarik dengan aspek sejarah dan estetika.
Selain museum, kuliah tamu ini juga mengangkat peran Pasar Tradisional Oro-Oro Dowo, salah satu pasar tertua di Malang yang telah mengalami berbagai modernisasi tanpa menghilangkan nilai-nilai tradisionalnya. Pasar ini telah menjadi model bagi pengelolaan pasar berbasis komunitas yang tetap mempertahankan atmosfer khas pasar rakyat Indonesia.
Dekan FIB UB, Hamamah, Ph.D., menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya memperluas diplomasi budaya antara Indonesia dan Tiongkok. Dengan adanya kuliah tamu ini, diharapkan hubungan akademik dan budaya antara kedua universitas dapat semakin erat.
“Kami berharap kuliah tamu ini dapat memberikan wawasan baru bagi mahasiswa Peking University tentang kekayaan budaya Malang. Ini juga menjadi bagian dari komitmen FIB UB dalam mendukung internasionalisasi budaya Indonesia melalui pendekatan akademik dan kolaborasi antaruniversitas,” ungkapnya.
Mahasiswa Peking University yang mengikuti sesi ini menyampaikan antusiasmenya dalam mempelajari budaya Indonesia, khususnya budaya Malang. Mereka tertarik dengan konsep kampung tematik yang menggabungkan aspek sejarah dan seni visual, serta ingin mengetahui lebih lanjut tentang potensi ekonomi kreatif yang berkembang di Malang.
“Saya sangat terkesan dengan presentasi ini. Ternyata Malang memiliki warisan budaya yang sangat kaya dan beragam. Saya berharap suatu saat bisa mengunjungi langsung kampung-kampung tematik ini dan melihat proses pembuatan Batik Celaket,” ujar salah satu peserta.
Dengan adanya kuliah tamu ini, FIB UB semakin menegaskan posisinya sebagai salah satu fakultas yang aktif dalam diplomasi budaya dan penguatan hubungan akademik lintas negara. Ke depan, kerja sama antara FIB UB dan Peking University diharapkan dapat berkembang ke arah yang lebih luas, termasuk pertukaran mahasiswa dan penelitian bersama di bidang budaya dan bahasa. [dts/Humas FIB]