Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Brawijaya (UB) menerima kunjungan Wali Kota Batu terpilih, Nurochman, S.H., M.H., yang akrab disapa Cak Nur, beserta rombongan pada Rabu (8/1/2025). Kunjungan ini merupakan bagian dari diskusi penjajakan kerja sama antara Pemerintah Kota Batu dan Tianjin, Tiongkok, dalam mengembangkan Rumah Budaya Indonesia (RBI) dengan konsep Pentahelix ABCGM (Academic, Business, Community, Government, and Media).
Acara berlangsung di Aula Gedung FIB UB A dan dihadiri oleh berbagai pihak, baik dari tim Wali Kota Batu maupun undangan, yang terlibat dalam pengembangan budaya, pendidikan, dan ekonomi kreatif.
Dalam sambutannya, Hamamah, Ph.D., Dekan FIB UB, menjelaskan alasan memilih Tianjin sebagai mitra kerja sama dimana kolaborasi ini diawali dari kerja sama U to U antara UB dan Tianjin Foreign Studies University (TFSU).
“Dengan masuknya industri Tiongkok (di Indonesia) yang ternyata dibarengi dengan masuknya budaya melalui Confucius Institute, kita perlu merespon dengan langkah resiprokal melalui diplomasi budaya. Maka dari itu, kami mencoba membuka diplomasi budaya ini melalui KBRI Beijing,” ungkap Hamamah, Ph.D.
Wali Kota Batu terpilih, Cak Nur, mengapresiasi langkah FIB UB dalam menjembatani diplomasi budaya melalui RBI.
“Alhamdulillah, ini kesempatan saya yang pertama pasca pemilihan kepala daerah. Ini yang pertama kami melakukan kegiatan secara formal. Momen ini sangat penting karena tahun 2025 ini kami akan merumuskan RPJMD untuk 5 tahun ke depan,” ungkapnya.
“Kota Batu, sebagai kota yang masih muda, harus meningkatkan jati diri dengan mengangkat potensi budaya lokal. Kami siap menjadi inisiator sinergi Malang Raya untuk membawa dampak nyata bagi masyarakat,” ujarnya.
Selain itu, Cak Nur menyebutkan bahwa Pemerintah Kota Batu akan memanfaatkan kerja sama ini untuk meningkatkan potensi pariwisata.
“UMKM Batu memiliki peluang luar biasa untuk dikembangkan. Dengan dukungan akademisi dan komunitas, kami optimistis visi dan misi kami dapat terwujud,” tambahnya.
Diskusi ini juga melibatkan pandangan dari berbagai pihak. Sunarto atau Cak Narto, perwakilan Dewan Kesenian Kota Batu (DKKB), menyampaikan dukungannya terhadap kerja sama ini.
“Kami ingin memastikan bahwa seni dan budaya Kota Batu tidak hanya menjadi atraksi, tetapi juga tradisi yang dapat menopang sektor pertanian dan ekonomi masyarakat,” ungkapnya.
Nanang Endrayanto, S.S., M.Sc., Wakil Dekan Bidang Umum, Keuangan, dan Sumber Daya FIB UB menekankan pentingnya sinergi antara akademisi dan pemerintah untuk menciptakan inovasi berbasis budaya.
“RBI ini merupakan langkah awal untuk Globalizing UB, tapi kami juga ingin mengembangkan Malang Raya dengan Globalizing Malang Raya. Kami ingin mengembangkan industry berbasis budaya. Harus kita akui bahwa banyak yang harus kita pelajari dari Tiongkok. Oleh karena itu, kami ingin memanfaatkan pengalaman Tiongkok dalam mengembangkan industri kreatif sebagai inspirasi untuk Kota Batu dan Malang Raya,” katanya.
Acara ditutup dengan penyerahan cinderamata dan sesi foto bersama, menandai awal yang baik untuk kolaborasi jangka panjang antara Kota Batu dan UB.
Dekan FIB UB menegaskan, “Kami siap mendampingi pengembangan Kota Batu sesuai visi-misi Wali Kota, khususnya dalam penguatan budaya dan pariwisata.” [dts/Humas FIB]