Program Studi Antropologi FIB-UB senantiasa berupaya membuat ilmu Antropologi turun dari menara gading keilmuan demi menyatu dan lebih dekat dengan masyarakat. Ide ini dikonkretkan dalam kunjungan Tim Dosen Antropologi ke Museum Musik Indonesia (MMI) beberapa waktu lalu. Dalam kesempatan tukar pendapat itu, kedua belah pihak bersepakat untuk bekerjasama dalam dua hal sekaligus disepakati menjadi wadah Kuliah Kerja Nyata Magang (KKN-M) mahasiswa Antropologi di masa-masa mendatang. “Kerjasama ini diharapkan membawa manfaat sebanyak-banyaknya bagi kedua belah pihak. Bagi PS Antropologi FIB-UB, semoga kerjasama ini bermanfaat bagi eksplorasi keilmuan dosen, tetapi juga memberi ruang belajar bagi mahasiswa. Di pihak MMI, semoga kerjasama ini membantu dan mendukung ke arah kerja dan kontribusi kepada masyarakat yang semakin professional,” ungkap Ketua Program Studi Antropologi, Dr. Hipolitus K. Kewuel sekaligus sebagai ketua tim program ini.

Diskusi Dosen Prodi Antropologi dengan Staf MMI

Program pertama, Program Studi Antropologi akan membantu merancang sistem katalogisasi MMI. Ini bertujuan menjawab kebutuhan katalogisasi MMI yang selama ini masih berbentuk manual. Irsyad Martias, MA, salah satu Dosen Antropologi, dipercaya mengomandani program ini. “Saya sudah mencoba sistem katalogisasi free ware dengan format yang sangat standart dan sederhana dulu. Dalam perjalanannya, kita akan coba kembangkan sesuai dengan kebutuhan. Yang penting dimulai dulu, hal yang praktis mekanis bisa dikerjakan oleh pihak MMI dibantu mahasiswa Antropologi dalam program KKN magang,” jelas dosen Antropologi ini penuh semangat.

Program kedua berkaitan dengan pembuatan Ensiklopedi Musik Indonesia. Program ini dimaksud untuk menyediakan detail informasi berkaitan dengan khasanah Musik Indonesia. Manggala Ismanto, MA sebagai Dosen Antropologi Seni akan mengomandani program ini. “Saya juga sudah menyiapkan item-item spesifikasi yang harus diisi sebagai kelengkapan informasi pada setiap lagunya. Melalui ensiklopedi itu, orang mudah melacak informasi-informasi tentang sebuah lagu: siapa pengarangnya, kapan diciptakan, kapan dipopulerkan dan oleh band mana? Itu yang coba saya siapkan setelah membandingkan dengan format-format ensiklopedi pada umumnya,” tegasnya.

Selanjutnya, untuk memberi muatan ilmiah bernuansa antropologi, ketua tim, Dr. Hipolitus Kewuel menganjurkan penambahan muatan Tema dan Pesan dari setiap lagu. “Ini penting sebagai sumbangan khas Antropologi dalam ensiklopedia itu. Intensinya sederhana, yakni menjadikan ensiklopedia ini sekaligus sebagai sumber rujukan dalam studi identitas karena melalui lirik-lirik lagu, seseorang tidak mungkin lepas dari konteks sosial, kultural, maupun pergumulan pribadinya. Pada titik inilah, menurut saya letak sumbangan khas Ilmu Antropologi dalam ensiklopedi ini,” pungkasnya.

Kunjungan Dosen Prodi Antropologi ke MMI

Menanggapi kedua konsep program ini, penanggungjawab MMI, Bapak Hengky merasa sangat berterima kasih. “Inilah pentingnya kami berkolaborasi dengan dunia ilmiah sehingga apa yang kami kerjakan ini memiliki nilai pengetahuan juga dan bukan sekedar hiburan saja. Semoga program-program ini bisa terlaksana berkat kerjasama yang baik antara kami sebagai pengelola lembaga MMI dengan para Dosen dan mahasiswa dari PS Antropologi FIB-UB,” tuturnya penuh harap. [PS.Antro/MSH/PSIK FIB]

Artikel ini dapat dilihat pula di http://fib.ub.ac.id/Antropologi/?p=541

error: Content is protected !!