Pelatihan Penggunaan Aplikasi Penunjang Blended Learning dalam Pembelajaran Bahasa Inggris untuk Anak Usia Dini

Tim Pengabdian kepada Masyarakat Program Studi (PS) Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Brawijaya (UB) mengadakan kegiatan “Pelatihan Penggunaan Aplikasi Penunjang Blended Learning dalam Pembelajaran Bahasa Inggris untuk Anak Usia Dini” pada Sabtu (28/8/2021). Kegiatan tersebut menghadirkan dua narasumber yaitu Grace N. C. Sunandar, M.Pd. dari Indonesia Technology-Enhanced Language Learning (iTELL) dan Devinta Puspita Ratri, S.Pd., M.Pd. dari PS Pendidikan Bahasa Inggris FIB UB.

Kegiatan daring yang laksanakan melalui platform Zoom Meeting tersebut dihadiri oleh mahasiswa dan tenaga pendidik dari berbagai institusi. Acara tersebut dibuka oleh Ika Puspitasari, S.S., S.Pd., M.Pd. sekaligus perkenalan kedua narasumber.

Setelah perkenalan, sesi pertama dibuka dengan penjelasan Grace Sunandar terkait flipped learning. Grace menjelaskan tentang apa itu flipped learning, mengapa kita harus melakukannya, bagaimana kita melakukannya, dan apa saja alat yang diperlukan untuk bisa melakukannya. Dalam penjelasannya, Grace juga memperkenalkan beberapa laman dan aplikasi penunjang flipped learning, seperti Wordwall, Blooket, Wheel of Names, Baamboozle, Google Slides, dan lainnya.

Pada sesi kedua, Devinta Puspita Ratri menambahkan laman dan aplikasi yang juga dapat menunjang blended learning, seperti Nearpod, QuiverVision, dan QuizWhizzer. Ia memperkenalkan laman dan aplikasi tersebut sekaligus menjelaskan cara penggunaannya.

“Walaupun flipped learning telah diperkenalkan sejak lama, pemahaman tentang metode tersebut masih terbilang baru. Sekarang, meskipun telah banyak pengajar yang mengetahui flipped learning, penerapan metode tersebut masih kurang. Hambatan, seperti ketersediaan akses kuota dan semacamnya, membuat pelaksanaan flipped learning menjadi sulit,” ungkap Devinta.

Kegiatan diakhiri dengan sesi tanya jawab dan penutupan oleh Ika. Sebelum acara ditutup, Grace membagikan buku terkait flipped learning kepada pengisi acara dan peserta.

“Saya harap Bapak dan Ibu pengajar Bahasa Inggris untuk young learners bisa menggunakan atau memilih platform yang sesuai dengan kondisi di sekolah dan anak didiknya, sehingga bisa membantu membuat pembelajaran lebih interaktif, menarik, dan juga memotivasi siswa untuk belajar,” ujar Devinta. [BRN/DTS/MSH/Humas FIB]