Sony Sukmawan

ABSTRAK

Mantra bisa diartikan sebagai susunan kata yang berunsur puisi (seperti rima dan irama) yang dianggap mengandung kekuatan gaib, biasanya diucapkan oleh dukun atau pawang untuk menandingi kekuatan gaib yang lain.  Jika dicermati, kekuatan gaib dalam mantra tidak hanya muncul dari kata-kata mantra tetapi juga di(muncul)kan dari kehadiran-kehadiran gaib yang ada dalam mantra. Kehadiran gaib yang mampu memunculkan kekuatan gaib  dalam mantra tersebut  dapat terwujud dalam sosok (baureksa  ‘pelindung’) alam.  Alam psikologis (gaib) adalah  alam yang dialami manusia sebagai imajinasi. Alam ini tidak ‘nyata’ dalam istilah biologis atau abstrak dalam hal kognitif, tetapi berada di antara  dunia fisik dan dunia nonfisik.  Dalam masyarakat tradisional, alam jenis ini biasanya   muncul sebagai roh, roh penolong dalam bentuk hewan, atau roh pelindung yang  tidak diharapkan, yang menakutkan dalam konteks-konteks religius.
Kata Kunci: kehadiran psikologis alam, mantra, Dewi Sri
REFERENSI

Mumfangati, Titi. 2008. Citra Alam dalam Karya Sastra Jawa: Refleksi Keseim-bangan Lingkungan. Jantra, (online), 3 (5): 361-367, (http://www.Bpsnt-Jogja), diakses 1 Juli 2012.
Noth, Winfried. 2006. Semiotik. Diterjemahkan oleh Abdul Syukur Ibrahim (Ed).Surabaya: Airlangga University Press.
Simmons, I.G. 1993.  Interpreting Nature: Cultural Constructions of the Environment. London and New York: Routledge.
Bleakley,  Alan. 2000. The Animalizing Imagination: Totemism,  Textuality and Ecocriticism. London: MCMILLAN PRESS  LTD.
Durkheim, Emile. 2001.  The Elementary Form of The Religious Life: Sejarah Bentuk-bentuk Agama yang Paling Dasar.Terjemahan Inyiak Ridwan Muzir dan M. Syukri. Jogjakarta: IRCiSoD.
Keraf, Sonny A. 2010. Etika Lingkungan Hidup. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.
Tim Penyusun Balai Bahasa Jogjakarta. 2001.  Kamus Basa Jawa: Bausastra Jawa. Jakarta: Kanisius.